{{ isLKPPUser ? ValidationFunction.convertToRupiah(oProd.priceWithPpn) : ValidationFunction.convertToRupiah(oProd.price) }}
Sigaret Kretek Mesin Reguler
Gudang Garam Filter International Rokok [12 Batang/ 1 Slop/ 20 Bungkus]
Gudang Garam Filter International Rokok [12 Batang/ 1 Slop/ 20 Bungkus] merupakan Rokok yang dibuat dengan tembakau dan cengkih Indonesia pilihan, diracik sempurna dengan saus khasnya, sehingga menciptakan aroma dan cita rasa tersendiri yang khas, dibungkus dan dikemas dengan kemasan yang elegan, Batang demi batangnya akan menemani Anda diwaktu santai dan juga disela-sela aktifitas Anda.
Tidak ada ulasan untuk produk ini
Gudang Garam adalah sebuah produsen rokok yang berkantor pusat di Kediri. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki pabrik di Kediri, Gempol, Karanganyar, dan Sumenep, serta kantor perwakilan di Jakarta dan Sidoarjo.[1][2]
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1956 saat Tjoa Ing-Hwie atau Surya Wonowidjojo membeli lahan dengan luas sekitar 1.000 meter persegi milik Muradioso di Jl. Semampir II/l, Kediri. Di atas lahan tersebut, Tjoa Ing-Hwie lalu mulai memproduksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari kelobot dengan merek Inghwie. Setelah beroperasi selama dua tahun, pada tanggal 26 Juni 1958, Tjoa Ing-Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam. Awalnya, perusahaan ini hanya mempekerjakan 50 orang.[3] Konon, nama "Gudang Garam" didapat oleh Tjoa Ing-Hwie dari mimpi.[4]
Pada tahun 1966, perusahaan ini telah menjadi produsen sigaret kretek tangan (SKT) terbesar di Indonesia, dengan ribuan karyawan dan kapasitas produksi 50 juta batang SKT per bulan.[4] Pada pertengahan dekade 1960-an, krisis politik Indonesia sempat membuat perusahaan ini kehilangan banyak karyawan, tetapi perusahaan ini berhasil bangkit kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama.[5] Pada tahun 1969, badan hukum perusahaan ini diubah menjadi firma (Fa), dan pada tanggal 30 Juni 1971, badan hukum perusahaan ini kembali diubah menjadi perseroan terbatas (PT).[6] Pada tahun 1973, perusahaan ini mulai mengekspor produknya ke luar Indonesia.[7]
Berbeda dengan Bentoel Group yang telah mulai memproduksi sigaret kretek mesin (SKM) sejak dekade 1970-an, perusahaan ini masih setia memproduksi SKT,[8] dan baru mendatangkan mesin pembuat rokok pada tahun 1979. Mesin pembuat rokok tersebut kemudian berhasil menaikkan produksi perusahaan ini menjadi dua kali lipat, yakni dari 9 miliar batang/tahun menjadi 17 miliar batang/tahun.[9] Pada dekade 1980-an, perusahaan ini telah memiliki sejumlah pabrik dengan total luas mencapai 240 hektar dan dapat memproduksi rokok sebanyak 1 juta batang/hari. Omset perusahaan ini mencapai US$ 7 juta dan berhasil menguasai 38% pangsa pasar. Dengan cukai yang disetor ke negara mencapai Rp 1 miliar per tahun, perusahaan ini pun menjadi produsen kretek terbesar di Indonesia.[9][10] Karyawan perusahaan pada saat itu mencapai 37.000 orang serta memiliki helikopter pribadi.[11] Walaupun begitu, perusahaan ini tetap fokus memproduksi rokok dan kertas rokok.[12] Perusahaan ini kemudian juga mulai menyalurkan CSR, antara lain untuk mendukung pengembangan olahraga tenis meja.[13]
Sejak dekade 1970-an juga, dua orang putra dari Surya, yakni Rachman Halim dan Susilo Wonowidjojo, mulai aktif terlibat di perusahaan. Dua orang tersebut kemudian secara berturut-turut menjadi pimpinan perusahaan setelah Surya Wonowidjojo meninggal pada tahun 1985.[14] Pada tanggal 27 Agustus 1990, perusahaan ini resmi menjadi perusahaan publik, dengan melepas 57 juta saham di Bursa Efek Jakarta dan 96 juta saham di Bursa Efek Surabaya, dengan penawaran perdana pada harga Rp 10.250/lembar.[6][15] Mayoritas saham perusahaan saat itu dimiliki oleh keluarga mendiang Surya Wonowidjojo, yakni istrinya, Tan Siok Tjien dan putranya, Rachman Halim.[13] Kini, mayoritas saham perusahaan ini masih dikuasai oleh keluarga Wonowidjojo melalui PT Suryaduta Investama.[15]
Pada tahun 1996, perusahaan ini mencatatkan penjualan sebesar Rp 9,6 triliun; dan pada tahun 2000, perusahaan ini berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp 15 triliun, dengan mempekerjakan 41.000 orang karyawan. Pada dekade 1990-an, perusahaan ini sempat menjadi perusahaan (konglomerasi) terbesar kelima di Indonesia.[16] Perusahaan ini tidak terlalu bergantung pada utang luar negeri, sehingga tidak terdampak krisis keuangan yang menimpa Indonesia pada akhir dekade 1990-an.[17] Perusahaan ini juga mampu menghadapi berbagai tantangan, seperti kehadiran BPPC yang pernah memengaruhi produksinya pada awal dekade 1990-an.[7] Pada tahun 2001, perusahaan ini telah memiliki enam pabrik dengan total luas 100 hektar dan mempekerjakan lebih dari 40.000 orang pekerja.[4]
Pada tahun 2017, perusahaan ini menguasai sekitar 21% pangsa pasar rokok nasional, dengan pabrik di Kediri, Sumenep, Karanganyar dan Gempol.[18] Pada tanggal 4 Agustus 2017, Japan Tobacco asal Jepang resmi membeli 100% saham PT Karyadibya Mahardika dan PT Surya Mustika Nusantara yang dipegang oleh perusahaan ini.[19] Pasca akuisisi tersebut, sempat tersiar rumor bahwa perusahaan ini akan digabung atau diakuisisi oleh Japan Tobacco, tetapi perusahaan ini selalu membantahnya.[20]
Pada tahun 2021, perusahaan ini mendirikan tiga anak usaha baru, masing-masing untuk berbisnis di bidang impor, distribusi, dan produksi rokok elektrik. Tetapi tiga perusahaan tersebut belum mulai beroperasi.[21] Pada tahun 2022, perusahaan ini mendirikan PT Surya Kerta Agung untuk berekspansi ke bisnis pengelolaan jalan tol.[22] Pada tahun 2022 juga, perusahaan ini menyuntikkan modal sebesar Rp 1 triliun ke PT Surya Dhoho Investama yang akan mengelola Bandara Dhoho di Kediri.[23]
Menurut sejarawan Dukut Imam Widodo, nama "Gudang Garam" yang disandang oleh perusahaan ini tercermin pada logo yang sampai saat ini masih digunakan. Logo tersebut didesain oleh Tjoa Ing-Hwie bersama salah satu karyawannya. Logo tersebut terlahir dari mimpi Tjoa Ing-Hwie yang melihat lima los gudang penyimpanan garam di dekat Stasiun Kediri.[24][25][26] Pintu dari gudang yang ada di logo tersebut ada yang dalam keadaan terbuka, setengah tertutup, dan tertutup, dibuat sebagai tanda bahwa Gudang Garam tidak akan pernah puas dan tidak akan pernah merasa di puncak.[3]
Sigaret Kretek Tangan
{{ `${oProd.moq} ${oProd.unitPrice}` }}
{{ isEn ? 'Add To Cart' : 'Tambah ke Keranjang' }} {{ isEn ? 'Item Not Available' : 'Produk Tidak Tersedia' }} {{ isEn ? 'Add To Cart' : 'Tambah ke Keranjang' }} {{ isEn ? 'Item Not Available' : 'Produk Tidak Tersedia' }}
{{ isEn ? 'Price is included PPN 11%' : 'Harga sudah termasuk PPN 11%' }}
{{ isEn ? 'Price is not absolute and subjected to change at any time. Get best price by clicking Request For Quotation button' : 'Harga tidak mengikat dan sewaktu-waktu dapat berubah. Dapatkan harga terbaik dengan klik tombol Minta Penawaran' }}
{{ isEn ? 'Add To Cart' : 'Tambah ke Keranjang' }} {{ isEn ? 'Item Not Available' : 'Produk Tidak Tersedia' }} {{ isEn ? 'Add To Cart' : 'Tambah ke Keranjang' }} {{ isEn ? 'Item Not Available' : 'Produk Tidak Tersedia' }}
{{ isEn ? 'Phone' : 'Telepon' }}
Rp <% item.retail_price | rupiah %> Rp <% item.retail_discount | rupiah %>
<% item.total_transaction %> Terjual
<% item.province_name %>
Rp <% item.retail_price | rupiah %> Rp <% item.retail_discount | rupiah %>
Rp <% item.retail_price | rupiah %> <% item.retail_discount_percentage %>%
Min. Pemesanan <% item.minimum_order %>
Beli Sekarang Chat Penjual Stok Habis
{{ oProd.productName }}
Sigaret Klobot Kretek
Hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki 10 anak usaha, yakni:
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) merupakan salah satu perusahaan yang terlibat dalam proses pembangunan bandara di Kediri. Bandara yang bernama Bandara Dhoho itu dibangun oleh anak usaha perusahaan PT Surya Dhoho Investama yang 99% sahamnya dimiliki perusahaan.
Gudang Garam sendiri adalah salah satu perusahaan yang bergerak di industri rokok tanah air sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi.
Produk Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena namanya yang sudah dikenal luas, sebagian orang mungkin hanya tahu Gudang Garam sebagai produsen rokok. Namun ternyata, perusahaan tersebut punya bisnis yang bergerak di berbagai bidang, dengan produksi rokok sebagai bisnis utamanya.
Melansir dari situs resmi perusahaan, diketahui bahwa Gudang Garam memiliki setidaknya sepuluh (10) anak perusahaan. Adapun dua dari sepuluh anak perusahaan ini menaungi anak perusahaan lainnya, yang tentu saja menjadi cucu perusahaan Gudang Garam.
Berikut 10 anak perusahaan Gudang Garam
1. PT SURYA PAMENANG : Industri Kertas
2. PT SURYA MADISTRINDO : Perdagangan
3. PT SURYA AIR : Jasa Transportasi Udara Tidak Terjadwal
4. PT GRAHA SURYA MEDIA : Jasa Hiburan- Menaungi PT SURYA WISATA : Pengusahaan Objek Wisata
5. PT SURYA INTI TEMBAKAU : Industri Pengolahan Tembakau
6. PT SURYA ABADI SEMESTA : Industri Peralatan Pelindung Keselamatan
7. GALAXY PRIME LTD. : Jasa Transportasi Udara Tidak Terjadwal
8. PT SURYA DHOHO INVESTAMA : Investasi
9. PRIME GALAXY LTD. : Jasa Transportasi Udara Tidak Terjadwal
10. PT SURYA KERTA AGUNG : Konstruksi- Menaungi PT SURYA KERTAAGUNG TOLL : Konstruksi
Selasa (24/9), IHSG naik 0,04% atu 2,76 poin ke 7.778,49 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).